Kelurahan Gedongkiwo Gelar Gladhen Jemparingan untuk Sarana Promosi Wisata Budaya
GEDONGKIWO (28/10/2024) - Kelurahan Gedongkiwo bersama dengan Paseduluran Jemparingan HANACARA menggelar kegiatan Gladhen Jemparingan Minggu, 27 Oktober 2024. Tujuan diadakannya kegiatan perlombaan ini yaitu untuk menghidupkan kembali seni olahraga tradisional yang telah lama vakum semenjak adanya pandemi covid-19. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Mantri Pamong Praja Mantrijeron, Lurah Gedongkiwo, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Ketua Kelurahan Budaya, Ketua LPMK, dan lain sebagainya.
Jemparingan adalah olahraga panahan tradisional Jawa yang biasanya dilakukan di lingkungan keraton. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, hanya terdapat kata jemparing yang berarti panah. Kata jemparing dalam Bausastra Jawa merupakan bentuk krama inggil dari kata panah.
Pada mulanya, permainan ini hanya dilakukan di kalangan keluarga Kerjaan Mataram hingga dijadikan perlombaan di kalangan prajurit kerjaan. Namun seiring waktu, seni memanah ini kini semakin diminati dan dimainkan oleh banyak orang dari kalangan rakyat biasa.
Berbeda dengan gaya panahan lainnya, jika biasanya dilakukan sambil berdiri, Jemparingan dilakukan dalam posisi duduk bersila. Jemparingan memiliki nama tersendiri untuk perlengkapan yang menyertainya Jemparing yang berarti anak panah, Gendewa yang berarti busur, Wong-wongan atau bandulan yang merupakan sasaran tegak berdiameter 3 cm dan panjangnya 30 cm, dan masih banyak lagi.
Pemanah Jemparingan juga tidak membidik dengan mata, akan tetapi memposisikan busur di hadapan perut sehingga bidikan didasarkan pada perasaan pemanah. Seseorang yang memegang busur dan anak panah akan duduk menyamping dengan busur ditarik ke arah kepala sebelum ditembakkan ke arah wong-wongan. Pemanah harus berusaha mengenai sasaran dengan tepat. Gaya memanah ini sejalan dengan filosofi Jemparingan yakni pamenthanging gandewa pamenthanging cipta. Artinya membentangnya busur seiring dengan konsentrasi yang ditunjukan pada sasaran yang dibidik. Jika diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari memiliki makna manusia yang memiliki cita-cita hendaknya berkonsentrasi penuh pada cita-citanya agar dapat tercapai.
Paseduluran Jemparingan HANACARA juga memiliki tujuan untuk meningkatkan semangat pencinta dan pelaku kesenian untuk lebih giat berkarya, serta menjadikan sarana promosi wisata budaya di wilayah Kelurahan Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta. Dari situlah, Paseduluran Jemparingan HANACARA pun mempunyai tujuan untuk mendorong percepatan pertumbuhan kesenian tradisional di masyarakat setempat melalui seni olahraga panah tradisional ini.