A. BREGADA NITI MANGGALA

Bregada merupakan kelompok pasukan yang dimiliki oleh Kraton Yogyakarta, pimpinan tertinggi dari keseluruhan bregada prajurit keraton adalah seorang Manggalayudha atau Kommandhan/Kumendham. Sebutan lengkapnya adalah Kommandhan Wadana Hageng PrajuritManggalayudha bertugas mengawasi dan bertanggung jawab penuh atas keseluruhan pasukan. Ia dibantu oleh seorang Pandhega (Kapten Parentah), dengan sebutan lengkapnya Bupati Enem Wadana Prajurit, yang bertugas menyiapkan pasukan. Salah satu Bregada yang berada di Kelurahan Gedongkiwo, yaitu 'Bregada Dhaeng', nama Bregada Dhaeng berasal dari sebutan gelar bangsawan di Makasar. Pada awalnya prajurit Dhaeng memang berasal dari sana. Namun prajurit yang ada kini sudah tidak lagi terdiri dari orang-orang Makasar. Klebet prajurit Dhaeng adalah Bahningsari. Berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar putih, di tengahnya terdapat bintang segi delapan berwarna merah. Bahni berarti api, dan sari berarti indah. Klebet ini memiliki makna bahwa Dhaeng adalah pasukan yang tidak pernah menyerah karena keberaniannya, sama seperti semangat inti api yang tidak pernah kunjung padam. Senjata yang digunakan oleh anggota Bregada Prajurit Dhaeng adalah tombak (waos) dan senapan. Tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Jatimulya dengan bentuk ujung (dapur) yang dinamakan Dhoyok. Pada saat berjalan cepat (mars), Bregada Prajurit Dhaeng diiringi dengan Gendhing Ondhal-Andhil. Apabila berjalan lambat (lampah macak) akan diiringi dengan Gendhing Kenaba.

Informasi lebih lengkap dapat diakses melalui : https://www.kratonjogja.id/prajurit/2/bregada-prajurit-keraton-yogyakarta

 

B. TARI DAN WAYANG ORANG

Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun kelompok. Seni menjadi wujud ekspresi diri dari manusia, yang sering dijadikan sarana hiburan dan pertunjukan. Secara umum seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi penontonnya. Seni tari dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal. Wayang orang merupakan seni tradisi yang memadukan seni tari, seni drama, seni musik, dan seni rupa.Cerita wayang orang bersumber pada lakon Mahabarata dan Ramayana.Wayang orang merupakan suatu produk kebudayaan yang syarat dengan filsafat dan pendidikan yang mengajarkan kita memahami falsafah hidup, etika, dan tuntutan budi pekerti dalam kehidupan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wayang Orang atau disebut juga Wayang Wong adalah suatu drama tari berdialog prosa yang ceritanya mengambil dari epos Ramayana dan Mahabrata. Konsep dasar wayang orang mengacu pada wayang purwa “wayang kulit”. Oleh karena itu wayang orang merupakan personifikasi wayang kulit. Orang merupakan sebuah genre yang hidangkan ke dalam drama tari tradisional. Yang dimaksud dengan genre ialah jenis penyajian yang memiliki karakteristik struktur, sehingga secara audio visual dapat dibedakan dengan bentuk pertunjukan yang lain. Di Kelurahan Gedongkiwo terdapat kelompok kesenian yang memiliki fokus pada kesenian tari dan wayang orang.

 

C. JATHILAN

Jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa. Pagelaran kesenian ini dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat pelan tetapi kemudian gerakanya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti suara gamelan yang dimainkan. Gamelan untuk mengiringi jatilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang menyanyikan lagu-lagu lain. Setelah sekian lama, para penari kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti rancaknya suara gamelan yang dimainkan. Selain melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti suara gamelan pengiring, para penari itu juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tidak dapat dinalar oleh akal sehat. Di samping para penari dan para pemain gamelan, dalam pagelaran jatilan pasti ada pawang roh yaitu orang yang bisa mengendalikanroh-roh halus yang merasuki para penari dan juga untuk menyadarkan penari yang dirasa sudah lama dirasuki.

 

D. JEMPARINGAN

Jemparingan adalah olahraga panahan tradisional Jawa dengan gaya mataraman.  Jemparingan berasal dari kata jemparing yang berarti anak panah, permainan jemparingan ini memiliki nama sendiri untuk perlengkapan yang menyertainya. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat disimak melalui video berikut :